Senin, 20 Desember 2010

Unlimited Happines ~~~~~Part-1

Cerita ini adalah cerita nyata yang pernah dikemukakan oleh seorang Trainer yang biasa kami panggil Bang Kemas... Beliau bercerita tentang seorang pemuda yang bertemu dengan seorang ibu paruh baya didalam pesawat dengan tujuan Malaysia.

Saat itu, si pemuda duduk di kursi dekat jendela. Tak lama, datanglah seorang ibu paruh baya dengan pakaian yang sangat sederhana. Pemuda itu merasa si ibu ini hanya lah seorang TKW. Si Pemuda mencoba membuka percakapan dengan ibu itu dengan memberi si ibu nasihat, "Bu, udah lah... g usah jauh-jauh kerja ke Malaysia. Di Indonesia juga banyak kok yang membutuhkan ibu kalau cuma untuk jadi seorang TKW." Sang ibu menoleh, dan memberi pemuda itu sebuah senyuman.

Ibu paruh baya itu menjawab dengan ramah, "Bukan nak, saya bukan akan menjadi TKW. Tapi, saya mendapat undangan dari Universitas Malaysia(maaf saya lupa nama Universitasnya) untuk hadir dalam wisuda anak ke-3 saya, karena anak saya merupakan mahasiswa terbaik disana." Sang Pemuda kaget, merasa tak percaya... Kemudian dia bertanya lagi, "Lalu, anak kedua ibu?" Sang ibu menjawab, "Alhamdulillah anak kedua saya sedang melanjutkan Sarjana Magisternya di Amerika." Jawab ibu dengan senyumnya yang lebar.

Si Pemuda semakin merasa kaget dan semakin terkagum-kagum. Dengan yakinnya pemuda itu bertanya lagi kepada ibu itu, "Anak Pertama ibu pasti lebih sukses dari anak kedua dan ketiga ya bu?" Namun, wajah ceria sang ibu tertunduk. Matanya memerah.. HEY! Dia menangis.

Pemuda tadi merasa bersalah dan berkata... "ada apa ibu? apakah saya menyinggung perasaan ibu?"
Ibu tadi menjawab, "tidak nak.." Pemuda itu bertanya lagi.. "Pasti sedang kuliah di Luar negeri juga ya bu?" Sang Ibu menjawab, "Anak pertama ibu.. sedang memetik kelapa dan dijuanya kepasar. Dia lah yang bekerja keras untuk menyekolahkan adik-adiknya. Dan menurut ibu, anak pertama ibu lah, anak yang paling hebat dan yang paling sukses".

~Kebahagiaan tak terbatas adalah saat kau tak berhenti membahagiakan orang lain.~


 

Sabtu, 12 September 2009

Ketika ku lihat sebuah permata..

Permata yang berkilauan berderet di dalam kotak kaca tebal di sebuah toko mewah...
Toko itu berpintukan kaca tebal pula yang sungguh lebar dan terlihat kuat..

Aku terpesona melihat keindahan permata itu..
Aku tengok di balik kaca tebal itu.. kulihat.. hanya ada satu orang yang memakai jas.. lengkap dengan mobil mewah bersama supirnya..
Ku lihat dia membawa tas berukuran sedang..
Di simpannya Tas itu di atas sebuah meja berhiaskan permata..
Di bukanya tas itu,.. dan terlihat sebuah permata lagi yang indah..
Yang terlihat tidak sama sekali cacat..

Lalu di letakanlah permata itu berdampingan dengan permata yang mempesona tadi..

Setelah tuan besar yang tadi datang berlalu..
Datang seorang laki-laki yang berpakaian tidak rapi, menyerahkan sebuah permata lagi kepada sang pemilik toko..
Namun..
Ditolak..
Permata itu pun dibawa lagi oleh pemiliknya.

Sekarang aku baru mengerti.. kenapa permata yang tadi di terima.. dan yang ini di tolak.

Itu sama dengan yang terjadi pada diri kita saat ini.
Jika AKHLAQ kita semewah permata itu..
Seindah dan semenawan permata yang berkilauan itu..
Mungkin kini kita sudah berada di tempat itu... tempat yang bersih.. yang indah...
Kita pun akan di sejajarkan dengan permata-permata yang lain yang lebih indah..

Tempat yang berlapiskan kaca tebal tadi bisa kita ibaratkan sebuah tempat yang penuh perlindungan dari Alloh...

Sulit di tembus dan dimasuki setiap orang..
Hanya permata yang terbaik yang isa menempati tempat itu.

Dan sekarang..

Apakah diri kita sudah layak di sandingkan dengan permata yang lain di tempat itu?

Selasa, 28 Juli 2009

Yang Tak Pernah di Sadari...

Mengapa mata Hatiku Buta layaknya Tembok???

Di Dunia ini… kita tidak hidup sendiri…
Namun sepertinya kita lebih suka dunia ini menjadi milik kita…
Kadang kita hiup selayaknya tembok…
Tembok yang berdiri kuat… keras… kokoh…
Namun tidak berguna…
Kokohnya…
Kuatnya…
Kerasnya…
Tidak membuat diri ini dan sekitarnya menjadi nyaman…
Namun sebaliknya…
Kita sering kali hanya menjadi tembok keras yang tampak membutuhkan perhatian…
Kita selalu ingin dimengerti dan di dengarkan…
Sedangkan kita tidak peduli dengan yang lain…
Yang mungkin lebih membutuhkan perhatian…
Pengertian…
Dan kasih saying…
Kita bukan menjadi tembok kokoh yang bias melindungi…
Namun hanya menjadi tembok rapuh yang hanya bias membuat yang lain terluka karena reruntuhan dan debunya…
Sungguh diri kita tidak akan menjadi lebi baik…
Jika menjaga diri kita sendiri kita tidak mampu..
Jika yang dilakukan hanyalah menginginkan perhatian yang lain…
Bukan sebaliknya…