Sabtu, 12 September 2009

Ketika ku lihat sebuah permata..

Permata yang berkilauan berderet di dalam kotak kaca tebal di sebuah toko mewah...
Toko itu berpintukan kaca tebal pula yang sungguh lebar dan terlihat kuat..

Aku terpesona melihat keindahan permata itu..
Aku tengok di balik kaca tebal itu.. kulihat.. hanya ada satu orang yang memakai jas.. lengkap dengan mobil mewah bersama supirnya..
Ku lihat dia membawa tas berukuran sedang..
Di simpannya Tas itu di atas sebuah meja berhiaskan permata..
Di bukanya tas itu,.. dan terlihat sebuah permata lagi yang indah..
Yang terlihat tidak sama sekali cacat..

Lalu di letakanlah permata itu berdampingan dengan permata yang mempesona tadi..

Setelah tuan besar yang tadi datang berlalu..
Datang seorang laki-laki yang berpakaian tidak rapi, menyerahkan sebuah permata lagi kepada sang pemilik toko..
Namun..
Ditolak..
Permata itu pun dibawa lagi oleh pemiliknya.

Sekarang aku baru mengerti.. kenapa permata yang tadi di terima.. dan yang ini di tolak.

Itu sama dengan yang terjadi pada diri kita saat ini.
Jika AKHLAQ kita semewah permata itu..
Seindah dan semenawan permata yang berkilauan itu..
Mungkin kini kita sudah berada di tempat itu... tempat yang bersih.. yang indah...
Kita pun akan di sejajarkan dengan permata-permata yang lain yang lebih indah..

Tempat yang berlapiskan kaca tebal tadi bisa kita ibaratkan sebuah tempat yang penuh perlindungan dari Alloh...

Sulit di tembus dan dimasuki setiap orang..
Hanya permata yang terbaik yang isa menempati tempat itu.

Dan sekarang..

Apakah diri kita sudah layak di sandingkan dengan permata yang lain di tempat itu?

Selasa, 28 Juli 2009

Yang Tak Pernah di Sadari...

Mengapa mata Hatiku Buta layaknya Tembok???

Di Dunia ini… kita tidak hidup sendiri…
Namun sepertinya kita lebih suka dunia ini menjadi milik kita…
Kadang kita hiup selayaknya tembok…
Tembok yang berdiri kuat… keras… kokoh…
Namun tidak berguna…
Kokohnya…
Kuatnya…
Kerasnya…
Tidak membuat diri ini dan sekitarnya menjadi nyaman…
Namun sebaliknya…
Kita sering kali hanya menjadi tembok keras yang tampak membutuhkan perhatian…
Kita selalu ingin dimengerti dan di dengarkan…
Sedangkan kita tidak peduli dengan yang lain…
Yang mungkin lebih membutuhkan perhatian…
Pengertian…
Dan kasih saying…
Kita bukan menjadi tembok kokoh yang bias melindungi…
Namun hanya menjadi tembok rapuh yang hanya bias membuat yang lain terluka karena reruntuhan dan debunya…
Sungguh diri kita tidak akan menjadi lebi baik…
Jika menjaga diri kita sendiri kita tidak mampu..
Jika yang dilakukan hanyalah menginginkan perhatian yang lain…
Bukan sebaliknya…